Tafsir Surah Al ‘Alaq: Ayat Al-Qur’an yang Pertama Kali Turun

Jumhur ulama berpendapat bahwa surat Al ‘alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan oleh Allah. Termasuk kedalam surat Makkiyah yang diturunkan sebelum berhijrah ke kota Madinah. Sebagaimana masyhur diketahui di tengah kaum muslimin bahwa surat Al ‘Alaq diturunkan di gua Hira.
KH. Muslih Abdul Karim menjelaskan mengenai tafsir Al ‘Alaq dalam acara Jubah (Jumat Bahagia), Jumat (14/6). Sebelum memulai kajian beliau menyatakan juga bahwa Eril putra Ridwan Kamil syahid karena wafat dalam keadaan tenggelam. Dianjurkan kepada seluruh umat muslim untuk senantiasa membaca basmalah dan doa sebelum keluar rumah agar selamat ketika keluar rumah.
Ayat 1
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ = Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
Bacalah (wahai muhammad) dengan menyebut nama Allah.
Surat Al ‘Alaq dimulai dengan iqro (membaca) baik ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Setiap aktifitas senantiasa disandarkan dengan nama Allah maka rahmat Allah akan senantiasa menaungi. Bangsa Indonesia insya Allah akan selalu dipermudah dalam menyelesaikan segala permasalahan dengan senantiasa membaca bismillah. Negara baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur akan dapat tercapai.
Text bismillah tidak tertulis dalam surat Al ‘Alaq tapi kata iqro bismi rabbik memperlihatkan bahwa Allah-lah yang membimbing kita. Hanya Allah yang memberi rezki dan menjadikan setiap kegiatan menjadi berkah. Ketika semua urusan disandarkan kepada Allah maka setiap target yang dicanangkan insya Allah akan tercapai.
Siapa nama tuhan kita? الَّذِيْ خَلَقَۚ = Tuhanmu yang menciptakan (Allah)
Yang menciptakan semuanya adalah Allah SWT. Oleh karena itu, perlu senantiasa diingat bahwa kita adalah hamba yang lemah, senantiasa memerlukan bantuan dari Allah.
Ayat 2
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ = Kholaqol insana min ‘alaq
Yang menciptakan manusia dari darah yang bergantung
Kenapa darah yang bergantung? Karena darah itu menempel dinding rahim. Ada seorang profesor doktor yang membaca ayat ini kemudian masuk islam. Menurutnya ini (Al ‘Alaq ayat: 1) bukan perkataan nabi Muhammad, ini ada buku/kitab yang menerangkan manusia diciptakan dari darah dan menggantung di dinding rahim adalah pencipta alam semesta.
Kita harus mengingat bahwa asal mula berasal dari darah yang menempel. Hal ini mengajarkan untuk tidak sombong. Bertawadhu dalam bersikap agar mendapatkan keridhoan Allah SWT.
Ayat 3
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ = Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia,
Iqro wa rabbukal akram
Iqra’ = bacalah, kita disuruh baca.
Islam menyuruh kita senantiasa meningkatkan inovasi dengan cara membaca. Saat ini ilmu ada dimana-mana dengan membaca akan bertambah ilmu pengetahuan.
warobbukal akrom = dan Allah Maha Mulia, Maha Penyantun, Maha Kasih Sayang
Allah menyuruh membaca semua ambil yang baik dan buang yang tidak baik.
Ayat 4
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Alladzi ‘alama bilqolam
Yang mengajarkan manusia dengan pena
Ilmu yang diajarkan oleh Allah ada 3 yaitu; ilmu yang ada di jiwa, ada di lisan dan ada yang ditulis dengan ujung jari.
Ayat 5
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ = Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
‘allamal insaana maa lam ya’lam
Dalam sebuah hadits, siapa yang mengamalkan sebuah ilmu yang didapatkan, maka ia akan memberikan ilmu yang belum diketahuinya.
Ayat 1-5 adalah ayat yang pertama kali turun. Melalui 5 ayat ini dunia akan bisa menjadi damai dan juga makmur jika semua dihubungkan dengan bismi robbika (dengan menyebut nama Allah).
Ayat 6
كَلَّآ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰىٓ ۙ = Sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas
Kallaa innal insaana la yathghoo
Sesungguhnya manusia akan melampaui batas, lalu dia merasa hebat, merasa lebih pintar hal ini akan berpotensi melampaui batas/ sombong. Penyebab sombong ada 2 yaitu: merasa lebih pintar dan lebih kaya. Dengan perasaan itu bisa menjadi sewenang-wenang terhadap orang lain.
Ayat 7
اَنْ رَّاٰهُ اسْتَغْنٰىۗ = ketika melihat dirinya serba berkecukupan.
Arro aahustaghnaa
Seperti kisah Qarun, dia merasa hebat, merasa semua kebaikan yang terjadi karena inovasi yang telah dilakukan sendiri (menjadi kaya raya). Diminta untuk menunaikan zakat tidak mau, sedekah tidak mau sehingga hartanya ditenggelamkan bumi.
Contoh yang lain adalah seperti Abu Jahal yang menantang kekuasaan Allah.
Nabi sulaiman adalah contoh manusia yang tidak sombong, lantai kandang kudanya saja terbuat dari emas. Pernah beliau senang dengan kuda yang menyebabkan dia terlambat beribadah maka akhirnya kudanya disembelih.
Ayat 8
اِنَّ اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰىۗ = Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali(-mu).
Inna ilaa robbikarruj’aa
Sesungguhnya kepada tuhanmu tempat kembali untuk diminta pertanggungjawaban. Jika dia melakukan perbuatan baik maka akan diberi balasan baik dan begitu sebaliknya.
Ayat 9
اَرَاَيْتَ الَّذِيْ يَنْهٰىۙ = Tahukah kamu tentang orang yang melarang
Aroaitalladzii yan haa
Ayat 10
عَبْدًا اِذَا صَلّٰىۗ = seorang hamba ketika dia melaksanakan salat?
Ketika Abu Jahal melihat nabi Muhammad sedang shalat maka ingin diinjak, dan dipecahkan kepala beliau dengan batu.
Kemudian batu dibawa oleh abu Jahal, semua orang berteriak untuk mencegah, tetapi setelah dekat dia justru menaruh batunya dan kemudian lari. Rasulullah berkata ketika ia bergerak lebih dekat lagi maka ia akan disambar oleh Malikat Jibril.
Ayat 11
اَرَاَيْتَ اِنْ كَانَ عَلَى الْهُدٰىٓۙ = Bagaimana pendapatmu kalau terbukti dia berada di dalam kebenaran
Aroaikta innaka alal hudaa
Tahukah kamu bagaimana orang yang dilarang sholat itu berada dijalan benar? Orang yang benar adalah orang yang berpegang teguh kepada agama islam. Tetapi saat ini banyak orang yang berpegang teguh justru dianggap salah.
Ayat 12
اَوْ اَمَرَ بِالتَّقْوٰىۗ = atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
Aw amara bittaqwaa
Orang yang benar disebut juga orang yang mengajak kepada takwa.
Ayat 13
اَرَاَيْتَ اِنْ كَذَّبَ وَتَوَلّٰىۗ = Bagaimana pendapatmu kalau dia mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari keimanan)?
Aroayta in kadzdzaba wa tawalla
Orang yang mendustakan agama seperti Abu Jahal dan orang-orang yang mengikutinya.
Ayat 14
اَلَمْ يَعْلَمْ بِاَنَّ اللّٰهَ يَرٰىۗ = Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?
Alam ya’lam biannallaha yaroo
Wahai abu jahal, wahai orang yg dusta apakah kamu tidak tahu bahwa sesungguhnya Allah melihat.
Ayat 15
كَلَّا لَىِٕنْ لَّمْ يَنْتَهِ ەۙ لَنَسْفَعًاۢ بِالنَّاصِيَةِۙ = Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian), niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka),
Kalla laillam yantahi lanasfaan binnaashiyah
Malaikat Zabaniyah bertugas menarik ubun-ubun manusia. Satu tangannya bisa memegang 1 (satu) milyar manusia.
Ayat 16
نَاصِيَةٍ كَاذِبَةٍ خَاطِئَةٍۚ = (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan (kebenaran) dan durhaka.
Nashiyatin kaa dzibatin khoothiah
Nashiyah itu artinya ubun-ubun orang yang mendustakan nabi Muhammad.
Ayat 17
فَلْيَدْعُ نَادِيَهٗۙ = Biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya).
Falyad’u naadiyah
Ayat 18
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَۙ = Kelak Kami akan memanggil (Malaikat) Zabaniah (menyiksa orang-orang yang berdosa)
Dalam surat yasin, sekali teriak malaikat Zabaniyah diumpamakan bisa membuat satu Jabodetabek mati.
Ayat 19
كَلَّاۗ لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩ ࣖ = Sekali-kali tidak! Janganlah patuh kepadanya, (tetapi) sujud dan mendekatlah (kepada Allah).
Kallaa laa tuthi’hu wasjud waqtarib
Sekali-kali tidak jangan ikuti Abu Jahal, bersujudlah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Pada saat ayat terakhir disunnahkan untuk sujud tilawah, maka iblis itu akan menjadi kecil dan menangis. Engkau disuruh sujud mereka sujud sedangkan aku disuruh membangkang.
Rasulullah sujud ketika membaca surat Al ‘Alaq kemudian semua sahabat ikut sujud. Sujud tilawah tidak harus dalam keadaan wudhu.