
Singapura adalah negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Singapura merupakan negara multikultural dengan agama terbesar adalah Budha. Keberagaman multi etnis di Singapura disebabkan salah satunya oleh faktor sejarah dan asimilasi budaya. Sejarah telah mencatat Singapura dahulu pernah menjadi salah satu pusat penyebaran Islam yang paling penting di Asia Tenggara.
Berdasarkan data dari wikipedia, penduduk muslim di Singapura kurang dari 15% dari keseluruhan jumlah penduduk Singapura. Walaupun demikian bukanlah menjadi suatu permasalahan dalam tumbuh dan berkembangnya agama Islam di Singapura. Terlihat dari mampu berkembang dengan baik bidang pengelolaan wakaf di Singapura.
Wakaf di Singapura mampu berperan besar dalam berbagai sektor. Sektor pendidikan, tempat ibadah, bidang sosial kemasyarakatan, bidang kesehatan, bidang pendidikan, fasilitas umum dan pengembangan ekonomi dengan menerapkan pola pengelolaan yang lebih terbuka, bebas, professional dengan prinsip pengembanan nilai guna harta wakaf (prinsip wakaf produktif) dengan tetap menaati ketentuan dan menjaga syari’at Islam.
Wakaf merupakan ibadah maliyah (berkaitan dengan harta benda) dan merupakan filantropi Islam tidak hanya dimanfaatkan untuk sarana sosial dan ibadah, namun juga dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan peningkatan ekonomi umat. Wakaf tidak hanya dimanfaatkan untuk kepentingan konsumtif namun juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan produktif (wakaf produktif).
Wakaf produktif dapat dimanfaatkan sebagai instrumen investasi yang dampaknya lebih besar dalam sektor ekonomi dibanding hanya sekedar penunjang sarana dan prasarana ibadah dan kegiatan sosial yang sifatnya sektoral. Dalam hal ini wakaf lebih memiliki visi yang jauh ke depan dalam mendorong tingkat kesejahteraan masyarakat untuk terciptanya kemaslahatan umat secara luas.
Singapura memiliki kemampuan hebat dalam mengelola wakaf. Majelis Ugama Islam Singapura (MUIS) memiliki andil besar dalam membangun paradigma wakaf produktif di Singapura. Mereka sadar akan pentingnya memiliki aset produktif di atas lahan wakaf yang ada guna mendukung aset-aset sosial yang tentunya membutuhkan biaya operasional tidak sedikit.
Wakaf telah berkontribusi dalam pembangunan sarana dan prasarana keagamaan, seperti Masjid dan Madrasah.Tradisi wakaf di Singapura terus dipertahankan hingga sekarang, karena wakaf merupakan aset terbesar yang dimiliki oleh Muslim Singapura. Wakaf telah dapat membiayai kebutuhan sosial dan keagamaan bagi masyarakat Muslim sebagai kelompok minoritas yang berkembang ditengah himpitan multi ras dan multi agama di Singapura.
Seluruh properti wakaf dikelola oleh WAREES, perusahaan real estate yang sahamnya 100 persen dimiliki MUIS. Melalui Warees, hasil pengelolaan properti wakaf dapat menghasilkan surplus hingga SGD 3 juta atau sekitar Rp21 miliar. Sekitar 60 persen dari surplus ini disalurkan untuk memelihara 69 masjid yang ada di Singapura.
Sejarah telah mencatat bahwa wakaf telah dipraktikkan di Singapura sejak awal pendirian negara Singapura. Perkembangan wakaf di Singapura sangat dipengaruhi oleh para imigran yang berasal dari Tarim-Hadramaut (Yaman), mereka datang ke Singapura bertepatan dengan awal pendirian Negara Singapura tahun 1819. Mereka merupakan para saudagar kaya raya yang sukses mengembangkan bisnisnya di Palembang-Indonesia.
Wakif yang terkenal adalah keluarga Syed Omar Sharif Ali bin Al Junied, Alkaff dan Alsagoff yang telah berkontribusi dalam pembangunan sekolah, rumah dan fasilitas lainnya yang menunjang bagi komunitas mereka. Khususnya Syed Omar Sharif Ali bin Al Junied, beliau telah berkontribusi dalam perkembangan awal Singapura baik dalam urusan perdagangan maupun dalam keterlibatannya dalam bidang sosial.
Pada tahun 1820 beliau mewakafkan tanahnya yang terletak di tepi selatan Sungai Singapura, tepatnya berada di Keng Cheow jalan off Havelock Road dan kemudian beliau mendirikan sebuah masjid yang diberi nama Masjid Omar Kampong Melaka. Masjid ini merupakan masjid pertama sekaligus tempat ibadah pertama yang dibangun di Singapura, kini memiliki kapasitas penampungan 1.000 orang jamaah.
Selain itu juga wakaf untuk pembuatan sumur dekat Fort Canning untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitar.Beliau juga mewakafkan sebidang tanah untuk tempat pemakaman di daerah Victoria Street.Selanjutnya, pada tahun 1857 beliau mewakafkan tanah dan ikut membangun Rumah Sakit Tan Tock Seng yang berada di Victoria Street dan Arab Street. Begitu juga dengan tanah dimana Katedral St Andrew berdiri merupakan tanah wakaf yang juga disumbangkan olehnya.
Keberlanjutan praktik wakaf dan perkembangan wakaf di Singapura menjadi penting ketika memasuki abad ke-19, banyak lahan-lahan wakaf baru yang berasal dari wakaf para pedagang yang datang dari Yaman dengan membawa tradisi wakaf mereka dari tanah kelahirannya.Selain dari Yaman, wakaf juga dipraktikan oleh para pedagang dan penukar uang yang datang dari India.
Perdagangan telah memainkan peran penting dalam menciptakan kekayaan dalam komunitas Muslim. Selain dari para pedagang Arab dan India, perkembangan wakaf pun ikut diramaikan oleh keturunan suku Bugis dari Indonesia. Peran dari wakif perempuan sangat dominan karena hampir sepertiga dari wakif dalam sejarah wakaf Singapura merupakan Perempuan.
Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (YBSMU) memiliki berbagai program wakaf untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Kontribusi dapat langsung disalurkan melalui Wakaf – BSM Umat
Source: e.journal.staida-kremyang.ac.id
Rattling excellent visual appeal on this web site, I’d value it 10 10.
neutral thank you its really nice